05 Juni 2009

Televisi dan Pendidikan Kita


Sesungguhnya tidak semua acara televisi itu jelek. Masih ada acara yang bagus dan layak untuk ditonton. Misalnya, warta berita, acara religius dan beberapa acara lain yang sangat ditunggu-tunggu oleh masyarakat. Namun, dari sekian acara televisi tersebut, sebagiannya tidak layak tonton, misalnya acara infotainment. Didengar namanya, mestinya acaranya bagus. Fakta menunjukkan acara tersebut hanya berupa gosif dan lebih parahnya juga mengandung fitnah yang sungguh tidak pantas ditonton.

Selain infotainment, sinetron juga dapat merusak moral bangsa. Dari sekian banyak sinetron yang ditayangkan di televisi, sebagian besar tidak mendidik. Bahkan terkadang menggambarkan kehidupan pelajar yang tidak ideal. Setiap adegan pelajar selalu digambarkan dengan pelajar yang tidak beres. Sebagai contoh, kenakalan remaja di sekolah, penampilan pelajar tidak menunjukkan seorang pelajar, kehidupan pelajar yang berhubungan dengan cinta, pacaran di sekolah, dll.Bahkan dalam sinetron tak sedikit yang menggambarkan kekerasan dalam rumah tangga, tahayul,dan berbau mistis.

Seorang Ibu rumah tangga pernah mengeluh melihat anaknya yang seharian duduk didepan layer kaca untuk menikmati sajian yang ditayangkan dalam televisi. Begitu asyiknya sehingga si anak lupa akan tugas dan kewajibannya sebagai pelajar.Lupa belajar,lupa makan,lupa mandi,dan lupa semuanya.Barangkali tak perlu ada yang dipersalahkan.Namun,jika pengelola televisi bijak,tentunya tahu jam berapa anak berangkat sekolah,dan jam berapa berangkat ngaji.Di salah satu televise swasta justru pada jam-jam inilah disuguhkan acara khusus anak-anak.Akibatnya,tentunya bisa ditebak,anak menjadi malas belajar,molor ke sekolah,bahkan kita sebagai orang tua pun juga ikut-ikutan keasyikan.

Menghadapi situasi seperti ini,pemerintah seharusnya berkewajiban membuat perangkat yang mampu mengatur pertelievisian di negeri ini.Pemerintah tidak perlu takut dengan berbagai ancaman tentang kebebasan pers.Pers tatap diberi kebebasan tetapi dengan kebebasan yang bertanggung jawab.Kalau hal ini masih menjadi kebiasaan,siapakah generasi bangsa selanjutnya?


4 komentar:

  1. bagus sekali..
    seharusnya pemerintah bertindak tegas mengahdapi kasus seprti itu.

    BalasHapus
  2. peran orang tua juga di butuhkan dalam mengawasi anak2nya..
    mohon artikelnya di tambahi lagi.
    terima kasih

    BalasHapus
  3. gimana sih mas.... masak blognya sendiri dikoment2 sendiri... hehehehe

    BalasHapus
  4. m@ mas rudy
    perihal: KOnfirmasi
    kemarin yang comment tu guru saya tapi pake komputer yang sama tempat saya ngedit blog jadi otomatis nama tercantum...

    jadi dengan comment ini saya ingin meluruskan hal yangdi atas

    BalasHapus